Minggu, 25 November 2012

semesta selalu punya cara dalam merajut bahagia



menghabiskan pagi hingga petang, di depan layar monitor yang dibawahnya menari tuts-tuts yang berwara-wiri hampir setiap hari. soal jenuh jangan di tanyakan lagi, itu sudah pasti. Hanya saja dibutuhkan kejelian untuk mensiasati semuanya dg apik.

Seperti terdengar “tolong lebarkan spasi dalam ruang nyamanku hingga meluas dan tak mudah retak.” Jerit hati seorang perempuan yang di iya-kan kawan seperjuangannya.

Akhirnya mereka mencari-cari hal yang menarik tp juga membawa manfaat, dengan minimnya informasi yang mereka dapat kemudian mereka memutuskan untuk bergerak cepat sebelum jenuh semakin menggerogoti ruang sempitnya.

Alhamdulillah pencarian mereka berakhir, ruang aula dekat kantor pemerintahan sudah mereka sambangi, itu yang mereka cari. Dan rona bahagia tak bisa ditutupi lagi dari mimik yang dipancarkan keduanya. Senyum sumringah, teriak bahagia ala permpuan remaja pun mereka dendangkan, padahal nyatanya mereka adalah wanita yg harus sudah dikatakan dewasa. Tapi apa mau di kata, siapapun yang menemukan apa yang di cari boleh kiranya kita sebut itu sebuah kebahagian yang di ekspresikan secara nyata adanya :)



Dan sampai detik ini kebahagian itu nyata tak terbantahkan. Solidaritas yg gag bs diragukan, kebersamaan yg slalu diutamakan dan cerianya tanpa kemunafikan. Begitulah… saya menikmatinya lebih dari kata bahagia, sampe gag kebayang kalo kalo suatu saat saya harus memutuskan untuk keluar dari barisan.

Kepada keluarga besar cingkrig kong hayat saya ucapkan hatur nuhun sangat dan kepada yg memperkenalkan, padanya kami ucapkan terimakasih. Saya tau semesta slalu bekerja untuk kebahagian kita.


Kamis, 22 November 2012

mengaggumimu, cukup sekian nyaliku

Dingin dan gemercik hujan mengantarkan aku pada layar kaca yang ada dihadapanku saat ini, entah tiba-tiba aku ingin menulis sesuatu tentang makhlukNya yang belakangan ini memenuhi isi kepalaku, ya semoga tidak berlebihan. Karna yang aku tau Rabb ku itu Maha Pencemburu makanya perihal ini ku simpan rapi di dalam qolbu. Walau sejujurnya ingin sekali dia tau tentang kagum yang ku simpan sejak dulu.

Sebuah nama sebuah rahasia tapi tidak bisa dikatakan rahasia lagi mengingat sahabat-sahabat terdekatku sudah mulai tau perkara asa hingga rasa yang aku sandarkan padanya. Tadinya ingin ku telan sendiri, tapi apa mau di kata namanya juga rasa makin di simpan justru malah bikin gelisah.hehe biasalah wanita salah satu bentuk ujiannya adalah mengendalikan rasa 

Sebenarnya, bisa dikatakan aku adalah orang yang supel dalam bergaul, tapi entah kenapa saat di hadapannya aku harus bekerja keras untuk berlaku senormal mungkin. Aku menjadi linglung, bersikap seperti baling-baling yang hanya berputar di satu titik tanpa kendali dan sulit berhenti. Bahkan kedua mataku yang jeli pun tak mampu mengeja apa yang sedang ia ceritakan.

jiwaku berteriak “jadilah aku, setidaknya kau akan tau bagaimana rasanya menyimpan sendu dari decak kagum yang tak pernah kau tau.”

Sungguh kekaguman yang tertimbun pada si pemilik senyum itu sebenarnya bukan dalam tempo yang singkat, melainkan sejak duduk di bangku sekolah dulu entah sudah berapa tahun yang lalu dan ku biarkan saja begitu. Samapai akhirnya kekaguman itu berkembang pesat diluar dugaanku bahkan sudaha melahirkan sebuah asa hingga rasaku hambar untuk lelaki lain. semoga Alloh memaafkan andaikata terselip hal yang berlebihan, karna tak jarang aku sampai menyelipkan namanya di antara semoga dan aamiin-ku.

Kamis, 15 November 2012

sumringah

mimik wajah yang tidak bisa saya tutupi, kekaguman yang tidak bisa saya hindari. senyum-senyum sendiri jadi rutinitas pagi kala sosokmu mulai menghiasi hari, entah lewat sapaan maya yang menyapa atau lewat bayangan yang aku ilustrasikan sendiri .



hari ini matahari lebih awal menampkan diri dan sinarnya menjadi saksi mimik wajah yang tidak bisa di tutupi lagi, “apa ia wajahku transparan sekali untuk di tebak sepagi ini..” kataku dalam hati ketika sepasang mata mulai kembali melirik.

mencoba menguasai diri dari letupan-letupan yang lahir dari kekaguman yang tak bisa aku hindari. lalu adegan senyum-senyum sendiri menjadi awal pagi yang sudah tidak terlalu pagi. 
“sumringah sekali”, itu yang mereka simpulkan dari seyum simpulku tadi. yaa.. karna memang baru sebatas itu rasa yang Alloh anugrahakan. sederhana, secukupnya saja :)


:: pagi yang asyik di lewati dengan senyum-senyum sendiri
 

Senin, 12 November 2012

selamat kopi secangkir pagi

jarangnya aku meminum kopi di pagi hari tidak sama dg jarangnya aku menempatkan kamu disela do’a. Dan pagi ini kopiku begitu manis, kental juga harum. Persis seperti rindu yg smakin di tahan semakin sengit :D

yaa.. Aku si terserah apa kata ucap makhluk setelah ini, yg mungkin akan menertawakan atau boleh jg menganggap aku berlebihan dan silahkan saja jika kalian berfikir aku ini bodoh karna masih mengudarakan rindu pada dia yg tak pernah tau.
Pada dia yg mencuri perhatianku .

Sesungguhny saat ini pun aku sedang tertawa geli menyaksikan tingkah polahku bersama secangkir kopi pagi, hari ini.


Kepadamu selamat pagi…
Sudah cukup aku saja yg perhatiannya kau curi tak usah yg lain :)

Selasa, 06 November 2012

Teruntuk, entah siapa Kamu

Aku masih disini, ditemani sepi dan pengapnya rindu. Apa kau tau ?
Menahan getirnya rasa dalam tombak cemburu pada muda mudi yg berlalu.
Menantimu bukan hal yg mudah, memang. Tapi keyakinanku bilang aku mampu bahkan sanggup mengukir senyum dihadapan mereka yang kerap kali menggodaku dengan menanyakan keberadaanmu.
Aku mencoba untuk tidak perduli, tapi andai saja kau tau itu perih.

Walau begitu, Sungguh,
Demi menunggumu, aku rela menangis di balik pintu zaman yang kerap kali menawarkan senyuman.
Demi menunggumu, aku siap meski cibiran sekitar semakin mengganggu telingaku.
Demi menunggumu, tak jarang aku menghajar waktu yg senang menyelipkan sendu.

Kamu,
Kepadamu rindu ku simpan rapi didalam qolbu.
Kepadamu, kapan muncul dipermukaan hidupku untuk menjelma menjadi kehidupan baru?
Kepadamu, mintalah selalu pada-Nya agar aku slalu dikuatkan dalam menunggu.
Kepadaamu, ku mohon jangan terlalu lama membuatku di rajam piluny rindu.

Padamu wahai pemilik tulang rusukku.