Selasa, 21 Mei 2013

dalam ketangguhan, akan selalu ada kerapuhan



Ketidakpedulian saya akan banyak hal membuat mereka berfikir, saya adalah orang yang kuat yang tak pernah marah yang lebih senang bercanda saat bersama.
Tak ada beban yang menggelantung di pundak saya, begitu fikiran singkat mereka tentang saya. Dan sungguh itu kerap menjadi beban
Ketika mereka taunya saya adalah orang yang tegar, sehingga sering kali membuat saya takut untuk bercerita banyak hal pada mereka , takut mereka tak mau dengar, takut mereka menganggap saya begitu lemah.

saya benci harus mendapat belas kasian, saya tak suka ada yang menganggap saya rapuh karna saya mengeluh
tapi saya juga gag mau mereka berfikir saya begitu tangguh

dan lucunya orang-orang seperti saya ini tidak hanya satu atau dua orang yang singgah dibumi ini, tp banyak. Ribuan bahkan mungkin jutaan.
Dari kesekian banyak orang-orang seperti ini mungkin membuat kalian yang secara kasat mata, pasti berfikir bahwa kau yang paling merana dan mereka slalu bahagia.
Ku beritahu jika memang kau berfikir demikian. Itu adalah sebuah K E S A L A H A N karna sudut pandang kalian yang sempit,hingga mengambil kesimpulan tanpa sebuah penelitian.
Bahwasanya mereka sama, memikul beban yang sama seperti kalian bahkan mungkin lebih.
Hanya saja mereka mau meredam itu sendiri dalam ruang imajinasi, ada yang mengadu pada illahi Rabbi, atau mengalihkannya ke hobi.
sekali lagi bukan karna mereka tangguh tapi karna mereka mau.


Dan bila kau bertemu orang yang seperti ini, ubahlah cara pandang kalian tentang keadaan mereka dan satu lagi, jangan banyak mengeluh. Berceritalah jika memang benar-benar tak mampu dan kau dihadapkan pada jalan buntu atau turutlah menikmati hidup seperti mereka karna hakekatnya hidup itu hanya sebentar saja, ada kehidupan lain yang lebih berkualitas menanti kita disana.

Rabu, 01 Mei 2013

merindukan tegaknya khilafah islamiyah



terjebak dalam keresahan yang lagi-lagi hanya bisa saya pasrahkan, seorang sperti saya bisa apa, uang pas-pasan, jabatan tak ada ada, apalagi kekuasaan. apa yg bisa saya lakukan kecuali hanya mengadu pada Tuhan pemilik alam.

Ibu kota begitu pandai memutar balikan fakta, seolah tak ada apa-apa, seolah smua baik-baik saja, padahal isinya hanya kebobrokan yg terbungkus hura-hura semata. Moral anak bangsa dipertaruhkan dalam panggung sandiwara yang kian menjengkelkan.

Siapa yang harus di salahkan!
Masyarakatnya ?
Pemimpinya ?
Atau aturannya ?

Yang salah masyarakatnya yg hanya bisa berteriak musiman, berlagak kritis cuma kalo dapet duit saweran, semangatnya berkobar karna sebuah hasutan kemudian padam.
Mungkin tidak semua, tp hampir rata-rata melakukan hal demikian.
Menutup mata dan telinga dari skandal-skandal yang ada, atas nama kekuasaan yg tak tergenggam kemudian suara pun terbungkam. Saya sadar saya menjadi salah satu warga Negara yg kerap kali berpura-pura tuli atas masalah yg mengancam negri ini, merasa lelah stiap kali harus menyaksikan berita kriminal yg berwara-wiri hampir stiap hari.

Yang salah pemimpinya, kenapa tak layangkan aturan sesuai dg aturan Tuhan, padahal mengaku sebagai Negara yg mayoritasnya muslim, tapi malah sibuk sendiri dg tumpukan kekayaan dari hasil jerih payah buruh tani. Tak tau malu mengeruk harta orang tak mampu, menghalalkan riba, menumpuk hutang tak kira-kira tapi rakyat tetap saja banyak yg nelangsa.
Wahai jajaran pemimpin, buta kah mata kalian dengan keadaan muda mudi bangsa yg teracuni adat barat, terkapar di jajah budaya luar, terkepung dalam perkembangan zaman ?

Ya Rabb.. kami semakin merindukan tegaknya khilafah di tengah morat maritnya pemerintahan yang semakin menggila.
Muda mudinya bangga dg adat barat yg cenderung hanya mempertontokan fisik semata.
Okelah  jangan terlalu memakai barometer agama, dg latar belakng kita sebagai orang timur saja suda cukup menjelaskan perbedaan antar kita dan mereka.
Mungkin itu budaya mereka, tp maaf itu bukan budaya kita!
Bukankah itu hanya membuat kita akhirnya memusyawarahkan apa yg Alloh haramkan, naudzubillah.
Kenistaan terjadi dimana-mana, kekerasan tak pandang keluarga bahkan memilah-milah apa yg hukum Alloh tetapkan.

bayangkan jika negri kita benar2 memakai aturan2 yg tertera dalam qur’an.
siapa lg yang berani mencuri jika hukumanya potong jari ??
siapa lg yg yang berani berzinah jika hukumannya di rajam??

Sesungguhnya kita ini hanya sok tau, dengan membuat aturan sendiri kemudian mengesampingkan aturan Tuhan Yang Maha Tahu.