saat ini saya
sedang berada di sebuah ruang yang jauh dari kata tenang, namun lagi lagi
saya terpancing untuk memainkan imajinasi asal bicara yang bergejolak dalam
tempurung otak yang sudah tidak lagi stuck.
akhirnya
saya mencoba menciptakan tempat ini menjadi semacam ruang fantasi. Yeah!
Dalam
ruangan ini saya setting menjadi sebuah panggung cerita, yang dipanggung tersebut
hanya terdiri beberapa peran saja, isinya cuma sekumpulan lidi dan sebuah tali.
Al
kisah di belahan bumi bagian barat terdapat kaum lidi, lidinya beranekaragam,
tentu. Masing-masing dari lidi itu memiliki ciri khas yang berbeda-beda tapi
tetap berbentuk lidi dan tidak keluar dari art,
mereka
menancap dibeberapa tempat di bagian bumi sebelah barat, ditanah yang gambut
sampai yang tandus hanya agar mampu berdiri dan menikmati hidup.
Sampai
akhirnya setiap dari mereka merasakan lelah dan jenuh, karna segala hal yang
monoton membuat mereka merasa dangkal.
Kemudian
singkat cerita mereka saling dipertemukan oleh sang waktu, lalu satu persatu
tanpa sadar menikmati perbincangan demi perbincangan yang syahdu, dibawah lampu
temaran diantara senja dan malam. Tak perduli bagaimana keadaan mereka, meski
dalam keadaan rebah mereka tetap merasa kuat, karna kebersamaan mereka kerap
kali membuat mereka lupa pada sedu sedan yang mengharukan.
Pada
suatu waktu di hangatnya perbincangan, tiba2 sebuah tali cantik melintas, lalu
memperhatikan sekumpulan lidi-lidi itu dan tanpa canggung ia menwarkan diri,
katanya
“perkenankan
aku mempererat kalian dengan sebuah ikatan, yang akan membuat kalian berdiri
bersama dalam sebuah ketulusan”.
“untuk apa?” celetuk salah satu tali yang berdiri
paling depan.
seperti yang tadi ku bilang,
untuk membuat kalian berdiri bersama, agar keberadaan kalian lebih memiliki
arti.” Jawab tali cantik itu.
“oke. baiklah!!” para
lidi serempak meng-iya-kan penwarannya, dan tali cantik itupun mulai membuat
simpulnya yang indah.
seiring
berjalannya waktu akhirnya tali itu benar-benar mampu menyatukan kebersamaan
para lidi yang tadinya tercecer, kemdian menjadi kesatuan yang tampak
sumringah, karna mereka bisa saling membantu satu sama lain untuk berdiri
menikmati hidup ini. Mereka begitu menikmati perdetikan waktu yang menari
bersama suara bising yang mereka ciptakan dari hasil tawa , canda dan nyanyian insan
serta perjalanan2 yang menyenangkan. Sampai akhirnya dua diantara lidi-lidi itu
melakukan kesalahan, dan BOOMM !!! tali cantik itu melepaskan ikatannya, seraya
berkata “apa yang kalian lakukan?”
“maaf, sebelumnya kita sempat
menemukan tali manis lalu membuat simpul yang persisi denganmu, tp karna
ketidaknyamanan kita melepaskannya begitu saja.” Seru lidi itu.
‘oh.. pantas.” Sahut tali itu pelan.
“kenapa??” Tanya lidi itu kebingungam. “Apa yang kita lakukan itu salah?’’
“memang yang kalian lakukan salah, tp mungkin juga salahku, aku lupa memperingati kalian, sebaiknya jangan ada ikatan dalam pertalian yang telah ku buat”. Tali itu menjelaskan. “karna yang aku takutkan bukan cara kalian menyimpulkan tali manis itu, melainkan ketika kalian melepaskannya tanpa ragu”
“memang yang kalian lakukan salah, tp mungkin juga salahku, aku lupa memperingati kalian, sebaiknya jangan ada ikatan dalam pertalian yang telah ku buat”. Tali itu menjelaskan. “karna yang aku takutkan bukan cara kalian menyimpulkan tali manis itu, melainkan ketika kalian melepaskannya tanpa ragu”
“maaf, lalu apa yang harus
aku lakukan?? Aku ingin talimu menyimpul lagi dengan indah”
“maaf, tidak ada yang bisa ku
lakukan, kecuali rekan se-lidi mu sudi berkenan. Jadi.. biarkan mereka yang
menentukan. Kau cukup meminta pada Tuhan-mu agar sudi mengizinkan aku
menyimpulkan lagi tali-taliku diantara kalian”
“jadi, aku harus
menelan rindu ini sendiri, tersebab ikatanmu tak sekokoh tempo hari..” jawab lidi itu datar.