Dahinya mengkerut, alisnya yang tebal hampir saja menyatu, lalu ia katakan lagi.
Sebuah
kisah sebuah perjalanan, menapaki waktu demi waktu, melompati rintangan demi
rintangan, tidak ada yang lebih spesial melebihi senyuman di kala ujian
menghadang, berucap syukur atas sgala yang Alloh tuliskan. Sulit memang, tapi
akan selalu bisa jika ada kemauan.
Dan
lagi lagi kita harus melewati satu per satu langkah sang waktu, yang kadang memang tak senyaman yang lisan
ucapkan, tak setenang yang akal fikirkan, apalagi yang hati pertimbangkan, tapi
ada seorang wanita yang berkata “Hati bukan hanya sesuatu
yang harus di jaga, namun ia sesuatu yang membutuhkan pasokan dzikir untuk
menguatkannya ,agar tetap terjaga dengan baik. Jika
ada yg mengalami kegalauan, dzikir adalah obat penenangnya.”
“Memang.. Kita bukan seorang sufi yang ketika
dzikir lantas hilang segala asa.
Tapi yakkinlah hati ini masih dalam kuasaNYA, dan Ia yg maha kuasa untuk membolak balikan hati manusia.”
Tapi yakkinlah hati ini masih dalam kuasaNYA, dan Ia yg maha kuasa untuk membolak balikan hati manusia.”
Oh.. rupanya hati wanita ini sedang di rundung
pilu menunggu waktu yang katanya hanya dua tahun berlalu. Kemudian menenangkan
diri. Ah.. warna pink kesukaanya seolah berubah menjadi abu-abu, samar di
antara hitam dan putih, kesabarannya di uji, komitmennya di pertaruhkan lagi.
Kataku dalam hati.
Selamat datang 22 !!
Untuk segala pertambahan usia yang DIA pinjamkan
padamu, untuk semesta yang sangat mendukung segala keputusanmu
menentukan pilihan dalam bimbang, untuk semua yang menyayangi dan engkau
do’akan slama berjalan, lalu untuk ‘dia’ yang sedang dalam perjalanan menuju
hatimu smoga Alloh berikan kemudahan. Dan untuk keseluruhan hidupmu smoga payung
berkah slalu meneduhkanmu. aamiin
Jakarta, 05 sepuluh 13
teruntuk Laila Abdullah
Jakarta, 05 sepuluh 13
teruntuk Laila Abdullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar