terjebak dalam keresahan yang lagi-lagi hanya bisa saya
pasrahkan, seorang sperti saya bisa apa, uang pas-pasan, jabatan tak ada ada,
apalagi kekuasaan. apa yg bisa saya lakukan kecuali hanya mengadu pada Tuhan
pemilik alam.
Ibu kota begitu pandai memutar balikan fakta, seolah tak ada
apa-apa, seolah smua baik-baik saja, padahal isinya hanya kebobrokan yg
terbungkus hura-hura semata. Moral anak bangsa dipertaruhkan dalam panggung
sandiwara yang kian menjengkelkan.
Siapa yang harus di salahkan!
Masyarakatnya ?
Pemimpinya ?
Atau aturannya ?
Yang salah masyarakatnya yg hanya bisa berteriak musiman,
berlagak kritis cuma kalo dapet duit saweran, semangatnya berkobar karna sebuah
hasutan kemudian padam.
Mungkin tidak semua, tp hampir rata-rata melakukan hal
demikian.
Menutup mata dan telinga dari skandal-skandal yang ada, atas
nama kekuasaan yg tak tergenggam kemudian suara pun terbungkam. Saya sadar saya
menjadi salah satu warga Negara yg kerap kali berpura-pura tuli atas masalah yg
mengancam negri ini, merasa lelah stiap kali harus menyaksikan berita kriminal
yg berwara-wiri hampir stiap hari.
Yang salah pemimpinya, kenapa tak layangkan aturan sesuai dg
aturan Tuhan, padahal mengaku sebagai Negara yg mayoritasnya muslim, tapi malah
sibuk sendiri dg tumpukan kekayaan dari hasil jerih payah buruh tani. Tak tau
malu mengeruk harta orang tak mampu, menghalalkan riba, menumpuk hutang tak
kira-kira tapi rakyat tetap saja banyak yg nelangsa.
Wahai jajaran pemimpin, buta kah mata kalian dengan keadaan
muda mudi bangsa yg teracuni adat barat, terkapar di jajah budaya luar,
terkepung dalam perkembangan zaman ?
Ya Rabb.. kami semakin merindukan tegaknya khilafah di
tengah morat maritnya pemerintahan yang semakin menggila.
Muda mudinya bangga dg adat barat yg cenderung hanya
mempertontokan fisik semata.
Okelah jangan terlalu
memakai barometer agama, dg latar belakng kita sebagai orang timur saja suda
cukup menjelaskan perbedaan antar kita dan mereka.
Mungkin itu budaya mereka, tp maaf itu bukan budaya kita!
Bukankah itu hanya membuat kita akhirnya memusyawarahkan apa
yg Alloh haramkan, naudzubillah.
Kenistaan terjadi dimana-mana, kekerasan tak pandang
keluarga bahkan memilah-milah apa yg hukum Alloh tetapkan.
bayangkan jika negri kita benar2 memakai aturan2 yg tertera
dalam qur’an.
siapa lg yang berani mencuri jika hukumanya potong
jari ??
siapa lg yg yang berani berzinah jika hukumannya di rajam??
Sesungguhnya kita ini hanya sok tau, dengan membuat aturan
sendiri kemudian mengesampingkan aturan Tuhan Yang Maha Tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar