Sebuah nama sebuah rahasia tapi tidak bisa
dikatakan rahasia lagi mengingat sahabat-sahabat terdekatku sudah mulai
tau perkara asa hingga rasa yang aku sandarkan padanya. Tadinya ingin ku
telan sendiri, tapi apa mau di kata namanya juga rasa makin di simpan
justru malah bikin gelisah.hehe biasalah wanita salah satu bentuk
ujiannya adalah mengendalikan rasa
Sebenarnya, bisa dikatakan aku adalah orang yang
supel dalam bergaul, tapi entah kenapa saat di hadapannya aku harus
bekerja keras untuk berlaku senormal mungkin. Aku menjadi linglung,
bersikap seperti baling-baling yang hanya berputar di satu titik tanpa
kendali dan sulit berhenti. Bahkan kedua mataku yang jeli pun tak mampu
mengeja apa yang sedang ia ceritakan.
jiwaku berteriak “jadilah aku, setidaknya
kau akan tau bagaimana rasanya menyimpan sendu dari decak kagum yang tak
pernah kau tau.”
Sungguh kekaguman yang tertimbun pada si pemilik
senyum itu sebenarnya bukan dalam tempo yang singkat, melainkan sejak
duduk di bangku sekolah dulu entah sudah berapa tahun yang lalu dan ku
biarkan saja begitu. Samapai akhirnya kekaguman itu berkembang pesat
diluar dugaanku bahkan sudaha melahirkan sebuah asa hingga rasaku hambar
untuk lelaki lain. semoga Alloh memaafkan andaikata terselip hal yang berlebihan, karna tak
jarang aku sampai menyelipkan namanya di antara semoga dan aamiin-ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar